Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau mendorong pengelola gudang Kawasan Pengolahan Limbah Industri (KPLI) Kabil untuk segera mengevaluasi sistem keamanan dan pengelolaan limbah yang diterapkan, usai terjadinya kebakaran, Senin malam (23/6), sekitar pukul 19.50 WIB.
Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam Ariastuty Sirait dalam keterangan yang diterima di Batam, Selasa mengatakan api melanda bangunan milik PT Desa Air Kargo Batam.
Bangunan tersebut menyimpan berbagai material, seperti limbah kain bekas (used rags), lumpur dari pengolahan air limbah (sludge WWTP), rockwool, sludge gliserin, dan sisa material proses blasting.
“Kita bersyukur tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Itu yang paling penting,” ujar Ariastuty.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim yang bergerak cepat memadamkan api.
Tim gabungan tersebut terdiri dari pemadam kebakaran BP Batam, Pemkot Batam, dan jajaran kepolisian.
Respons cepat tim gabungan berhasil menyelamatkan 32 tenan lain yang berada di kawasan dari kobaran api.
“Respons cepat dari semua pihak sangat kami hargai. Ini menunjukkan kesiapsiagaan yang harus terus kita jaga dan tingkatkan,” kata dia.
Ariastuty menegaskan bahwa BP Batam akan terus memantau proses investigasi untuk mengetahui penyebab kebakaran. BP Batam juga berkoordinasi dengan pihak terkait guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Kejadian ini menjadi pengingat penting. Aspek keselamatan dan pengelolaan limbah harus menjadi perhatian utama. Kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” kata Ariastuty.
Komentar